Wednesday, August 6, 2008

..till death do them apart..

“For better, for worse.
Till death do us apart.”
Saya jadi inget kalimat ini lagi waktu saya menghadiri pemakaman tetangga saya, hari minggu kemaren. Ibu ini udah 5 taon belakangan gak bisa ngapa-ngapain lagi karena sakit, dan  sepenuhnya bergantung pada suaminya. Banyak yang udah diupayain si Bapak buat kesembuhan sang istri, tapi toh Tuhan udah mempersiapkan rencana yang laen, dan akhirnya si Ibu dipanggil jumat malem lalu.
Gak gampang memang, menjalani waktu sedemikian lama, dengan kondisi seperti itu. Melayani istri yang sakit, sementara kita sendiri juga punya banyak aktivitas laen, termasuk bekerja buat penuhin kebutuhan keluarga. Apalagi ketika menghadapi kenyataan bahwa apa yang udah diusahakan bertahun-tahun seolah-olah gak menghasilkan apa-apa karena ternyata ujungnya sang istri pergi juga.
Tapi bapak ini melalui semuanya dengan kesabaran yang luar biasa (Whew, salut buat si Bapak deh!). Si bapak keliatan tenang banget kemaren waktu menjalani semua proses pemakaman. Dia bahkan ikut menutup peti istrinya. Padahal saya tau, berat banget pasti melepas kepergian seseorang yang sangat kita cintai.
Deuh.
Semoga si Bapak dan keluarga yang ditinggalkan mendapatkan kekuatan dan penghiburan dari Tuhan, dan selalu mengimani bahwa apa yang Tuhan kerjakan itu selalu baek adanya. Amen.
Dan pada akhirnya sodara-sodara,
Saya dapat pelajaran berharga dari Bapak ini. Saya belajar, bahwa menikah itu adalah komitmen. Komitmen untuk menjalani hidup bersama dengan orang yang sudah Tuhan pilihkan buat kita, dalam kondisi apapun.  Komitmen untuk tidak meninggalkan pasangan kita, seberat apapun masalah yang datang.  Komitmen untuk saling mencintai, hingga tiba waktu dipanggil Tuhan pulang ke rumahNya.

2 comments:

  1. yep...
    love is in the air...

    heuheuehue....
    bener bgt tuh... yg paling penting mah komitmen...
    ...

    ReplyDelete

Kasi Komen